google-site-verification: google69a94cdeb4b83c2f.html

May 22, 2008

R O K O K

SEBUAH CERPEN

Saat segalanya dinilai dari sudut pandang pribadi. Begitu egois. Begitu perkasa, terlihat orang. Namun begitu lemah dan tak berdaya saat kehidupan memberikan penilaiannya sendiri. Tak ada campur tangan orang lain....


"Don, sudahlah..."
"Untuk apa...?"
"Toh banyak ruginya...Untungnya apa coba...?" Nina, sang pacar menatapnya tajam.
"Akh, yang penting aku merasa nyaman dengan apa yang kulakukan...."
Doni tak bergeming. Tangan kirinya kembali menyundut rokok dengan ringannya. Dihembusknnya nafasnya kuat-kuat....
Sudah beratus...mungkin ribuan kali Nina semenjak berpacaran dengan Doni mengingatkan untuk berhenti merokok! Apalagi sejak Nina membaca bahaya merokok di sebuah situs internet. Penggambaran seorang manusia yang menjelma menjadi suatu makhluk, alien mungkin, karena akibat bahaya merokok. Setiap kali mengingat gambar makhluk itu, Nina bergidik sendiri.

"Akh, itu bombastis banget sih...!" tampik Doni suatu ketika saat Nina menceritakan semuanya itu.
"Don, itu kan dari para ahli kesehatan yang bisa dipercaya lho...mereka nggak asal ngomonmg apalagi sampai dipublikasikan di internet...semua orang di dunia bisa melihatnya!"
"Imajinasi mereka yang luar biasa...!"
Nina berhenti. Tak ada kata-kata lagi yang mampu diucapkannya.

****
"Nin, ada telpon tuh...!" suara Ofin, adiknya dari luar kamarnya.
"Ini Nina ya...?" suara dari seberang telepon.
"Iyya...ini siapa?"
"Saya Nin, Tante Fiona..."
"Oooh iyya..ada apa Tante?"
"Jangan kaget ya...."
"Ada apa ya Tante...?"
"Itu...." lalu terdengar suara tangis yang tersedak dari telepon.
"Lho Tante ada apa...knapa nangis..?"
"Doni, Nin...Doni...."
"Iya...Doni...kenapa Tante..?"
"Di...rumah...sakit..."
"Lho, kenapa di rumah sakit...? Doni kenapa Tante...?"
"Tadi malam, dia muntah mengeluarkan darah dari mulutnya...."
"Hah..? Muntah...darah...? Koq...?"
Nina baru teringat satu hal, rokok! Mungkinkah rokok itu penyebabnya!
***
Suasana rumah sakit yang tenang dan hening. Bau khas rumah sakit tercium di hidung Nina. Wajah Doni memutih. Tak ada darahnya. Mulutnya disumbat dengan alat tube dari ventilator.
"Itu alat untuk membantu pernafasannya yang tidak respon lagi dengan oksigen dari luar. Nafasnya saat ini terbilang normal dengan bantuan alat ventilator ini." Begitu penjelasan sang dokter di Ruang ICU menanggapi pertanyaan ayah Doni.
Semua orang yang hadir nampak menahan tangis. Bersemu merah. berduka.

****
Tiga hari berlalu di Ruang ICU membuat tubuh Doni semakin kurus.
"Sudah siap ambulance nya Pak?"
Seseorang berpakaian dinas lengkap dan diiringi dua orang yang tengah membawa tandu jenazah di belakangnya.
Sementara beberapa orang yang termasuk dalam keluarga Doni mengiringi dari belakang dengan isak tangis yang terus berdengung. Suasana jadi begitu mencekam.

Nina duduk di bangku samping jenazah yang telah diselimuti. Tangisnya masih terdengar sesekali. Matanya sembab oleh air mata. Kerudung warna hitamnya sesekali dijadikan untuk menge-lap air matanya yang seolah tak mau berhenti menetes.

"Anak ibu tak bisa diselamatkan lagi. Paru-parunya sudah terlalu banyak mengalami kerusakan. Pendarahannya yang terjadi pertama kali Ibu lihat itu, mungkin saja sudah seringkali dikeluarkannya....ini sangat khronik. Hemoglobin dalam darahnya juga sangat rendah, ditolong dengan transfusi darah pun tak kan menolong karena kondisinya yang semakin lemah....
Maaf, Bu...Pak...hanya sampai dinilah keterbatasan kemampuan kami....Kami juga turut berduka cita...Terima kasih..."

Begitulah pernyataan dokter yang merawat sesaat setelah Doni dinyatakan meninggal dunia. Pecahlah tangisan kepiluan itu. Nina hampir saja tak mampu menguasai dirinya. Kesadarannya limbung sementara.






2 comments:

  1. ^_^ Alhamdulillah...!! Kita ketemu lagi, di sisi yang lain walaupun masih di dunia maya.

    Bicara tentang rokok, memang, makin hari makin banyak ditemukan penemuan2 baru tentang bahaya rokok. Anehnya, hal itu seakan dianggap akal-akalan saja untuk menjauhkan orang dari bahaya rokok...!!

    ReplyDelete
  2. Mas insansains...terima kasih dah mau mampir ke blog ku ya....

    ReplyDelete