google-site-verification: google69a94cdeb4b83c2f.html

May 15, 2008

MERASA CUKUP?

Pernahkah terlintas di benak kita, berapa banyak harta yang telah terkumpul dan sedang kita nikmati sampai sekarang ini? Dipandang dari sudut ekonomi, tak kan pernah cukup apa yang telah kita dapatkan dan kita nikmati sampai sekarang ini….

Nilai dan batasan antara kurang dan cukup sangatlah jelas secara kasat mata terlihat. Bisa dari semakin banyaknya harta yang terkumpul dan sedang dinikmati seseorang, bisa juga dengan kemampuannya untuk membeli jasa dan layanan yang mampu memberikan segalanya dalam hal keduniawian. Namun bila kita mau sedikit lebih mendetail lagi dalam menilai kemampuan seseorang dalam menikmati apa yang telah diraihnya, dimilikinya …BELUM TENTU orang tersebut, termasuk kita nih, akan mengucapkan CUKUP! Kenapa…? :-t

Tanyakan hal itu pada diri kita sendiri!

Dalam dunia sekarang yang begitu hedonism, penilaian kepuasan didasarkan pada kenikmatan duniawi semata, tak ada lagi perasaan yang dibiarkan terluang dan nelangsa tanpa diisi dengan berbagai keinginan yang harus di puaskan dengan, kembali lagi, banyaknya kepemilikan benda benda mewah yang berseliweran di sekitar kita. Lantas, nilai tingkat kepuasan itu…? Banyak hal yang mempengaruhinya dan memberikan kontribusi yang mampu mempengaruhi seseorang dalam memberikan penilaiannya.

Banyak hal…? Oke, cukup satu hal dulu yang mungkin CUKUP untuk mejadikan jawaban singkat namun bermakna. Sedikitnya itulah yang disebut dengan solusi kan…?!

AGAMA

Dalam banyak hal yang terjadi dalam kehidupan selalu saja banyak juga yang lepas dalam kaitannya dengan nilai-nilai agama yang kita anut. Kali ini kita bicara dalam konteks ke-Indonesia-an yang memang mengakui agama sebagai salah satu unsur kehidupan berbangsa yang harus dimiliki oleh setiap nyawa penduduk Indonesia.

Agama memberikan begitu banyak solusi yang seolah tak kan dapat dipercayai oleh otak-otak modernisme yang hedonism sekarang ini. Kalau kita bicara tentang agama, mestikah orang harus mempunyai nilai-nilai keagamaan yang tinggi dalam kehidupannya? Jadi ulama dong semua orang kalo begitu (buat muslim), lantas siapa yang mengurusi hal-hal diluar agama?

Yap…bukan sesempit itu lho maksudnya….

Agama, memberikan jalan untuk mengatur kehidupan manusia. Nah, aturannya itulah yang kita ikuti. Lha, orang nggak mesti jadi ulama (bagi muslim) untuk menjalani kehidupan ini kan…

Banyak sekali hal-hal yang diaturoleh agama untuk kehidupan kita. Termasuk dalam usaha untuk mencapai rasa keCUKUPan itu. Lebih simpel dan sangat ringkas saja, bukankan rasa cukup itu berkaitan dengan NAFSU kita untuk terus memburu dan menikmati kenikmatan duniawi ini…? Nah, agama memberikan jurus-jurusnya cara menaklukan dan menjinakkan dorongan nafsu itu….Pelajari agama dengan cara kita yang sederhana lalu terapkan dalam kehidupan kita. Sulit…? Sekarang tergantung niat kita, mau menjadi hamba nafsu dunia atau mau menjadi menikmati duniawi dengan keCUKUPan yang memberikan ketenangan hidup. It’s you choice? :-z

No comments:

Post a Comment