google-site-verification: google69a94cdeb4b83c2f.html

May 8, 2008

The Nurse Man...!

Actually, this short story have a publicated on the my fav sitee and now i want to republish on my blog. I hope this is not a make a trouble something in the term of writing. I Hope so!
I write in Bahasa Indonesia, right now...and next time I will to translate in English version! And now, for to star it I get a make a English title....Enjoy it's! ;-)
=======================================================================================

Jejeran obat yang terdiri dari botol-botol kecil dan ampul tepat di depanku. Bau khas langsung melintas didepanku.

“Cari siapa, mbak…?”
Aku menoleh ke belakang, arah suara itu. Kaget juga, tiba-tiba saja seorang laki-laki parobaya dengan pakaian seragam putih-putih sudah ada di belakangku.
“Saya cari susternya…cairan infusan emak saya mau habis…”
“Oo..Terima kasih. Nanti saya ganti baru.” Suara bapak suster itu terdengar datar. Kuawasi bapak suster didepanku sekilas sebelum aku kembali ke kamar emak. Pakaian seragam putihnya nampak bersih di bawah sinar lampu terang ruang perawatan Anyelir, tempat emak dirawat selama tiga hari ini.


Baru sekitar lima menit aku sampai di kamar emak, bapak suster tadi datang membawa botol cairan infuse yang baru lalu menggantinya.

“Terima kasih, Pak!” Aku mencoba tersenyum ke arah bapak suster itu. Senyum ramah berbalas. Tapi menurutku tatapan matanya aneh. Kosong. Gaya jalannya santai dan tampak tak mengantuk sama sekali padahal saat kutengok arloji sudah pukul dua subuh. Mungkin bapak suster itu sudah terbiasa dinas malam, pikirku.

Setelah pintu kamar tertutup kembali tiba-tiba angin di luar berhembus kencang terdengar dari suara gaduh yang ditimbulkannya, desiran angin dan daun-daun pohon rindang di luar yang saling bergoyang kencang.

Paginya dua orang suster masuk ke kamar emak. Mataku masih terasa berat terbuka. Baru pukul enam pagi lewat sedikit. Setelah shalat subuh tadi mataku berat sekali untuk terus tetap terbuka. Dan kulihat emak pun dapat tertidur tenang.

“Mbak…?”
“Ya…” jawabku dengan suara yang berat.
“Siapa yang mengganti infus tadi malam…?”
“Bapak suster…!”jawabku sekenanya, badanku masih kuselimuti.
Terlihat jelas olehku kedua suster memasang wajah heran dan saling memandang.
“Bapak…bapak suster…?” suara suster satunya terdengar bergetar.”Kami yang dinas malam tadi suster wanita semua lho…”

Hah?! Lalu….Mataku terbuka langsung terbuka lebar…jangan…jangan….bulu kudukku berdiri seketika!


Siangnya suasana ruangan perawatan jadi ramai sekali. Beberapa selentingan cerita kudapatkan dari petugas yang jaga pagi itu. Semakin merinding jadinya. Beberapa suster menanyaiku dengan detail sekali. Bahkan susuter kepala ruangan perawatan memanggilku ke ruangannya.

“Mbak Rina lihat label namanya…?Karena bila ia petugas pasti ada…”
“Saya nggak perhatikan itu , Bu.Soalnya mata saya juga sudah mengantuk berat…”
“Rambutnya putih…?”Tanya suster kepala itu dengan serius sekali!
“Ya…”
“Ada tanda bekas luka di bagian dahinya…?”
“Ya…ada Bu. Saya ingat yang itu…”
Sejenak suster kepala terdiam. Menarik nafas panjang. Lalu kembali memandangku tajam.

“Tapi….kalian tidak diganggunya…?”
Aku heran…suster koq mengganggu. Jangan jangan benar cerita beberapa petugas pagi tentang…
“Tidak, Bu!Kenapa ya Bu…?”
“Entahlah…rasanya sulit dipercaya…Beliau dulu perawat di ruangan ini, sebelum gedung ini direnovasi. Nama beliau Pak Hendro, tapi….sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu dalam kecelakaan……..”

Tak kudengar lagi cerita panjang suster kepala. Tiba-tiba seluruh tubuhku dirayapi oleh dingin yang tak kuasa kutahan. Bibirku bergetar dan mataku semakin gelap…gelap…gelap….aaaakh….

**************************************************************************************************
malam sunyi akhir februari 08

1 comment: